Selasa, 05 Januari 2010

sikap pekerja dan kepuasan kerja

Psikologi Manajemen

Sikap Pekerja & Kepuasan Kerja

Menurut Martoyo (2000) pengertian kepuasan kerja (job satification) adalah keadaan emosional karyawan yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu anatara nilai balas kerja karyawan dan perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang di inginkan oleh karyawan yang bersangkutan. Untuk informasi lebih lanjut bisa di klik di http://eprints.ums.ac.id/144/1/PARWANTO.pdf

Sementara itu, menurut Heidjrachman dan Husnan mengemukakan beberapa faktor mengenai kebutuhan dan keinginan pegawai, yakni gaji yang baik, pekerjaan yang aman, rekan sekerja yang kompak, penghargaan terhadap pekerjaan, pekerjaan yang berarti, kesempatan untuk maju, pimpinan yang adil dan bijaksana, pengarahan dan perintah yang wajar, dan organisasi atau tempat kerja yang dihargai oleh masyarakat. Apabila ada salah satu dari faktor-faktor kebutuhan dan keinginan pegawai yang tidak dapat dipenuhi maka akan menimbulkan suatu ketidak puasan kerja, seperti tindakan yang dilakukan oleh ratusan para buruh di Cimahi berunjuk rasa menuntut pengembalian uang koperasi senilai 1,3 miliar sebagai tabungan mereka yang diduga telah digelapkan para pengurus koperasi. Para buruh berunjuk rasa dan mengancam mogok kerja jika pihak perusahaan tidak ikut membantu mereka untuk mendesak pengurus koperasi segera mengembalikan uang koperasi kepada buruh. Perwakilan buruh PT Sansan Saudaratex Jaya yang berlokasi di Cibaligo, Cimahi ini mendatangi kantor personalia. Para buruh mengedor-gedor pintu kantor karena kesal atas sikap pihak perusahaan yang hanya bisa berdiam diri atas kasus dugaan penggelapan uang koperasi oleh pengurus senilai 1,3 miliar rupiah. Ratusan buruh ini memilih berunjuk rasa, setelah uang tabungan mereka di koperasi tak juga dikembalikan. Para buruh mengancam terus melakukan mogok kerja jika pihak perusahaan tidak ikut membantu mereka mendesak pengurus koperasi untuk segera mengembalikan uang tabungan mereka, setelah lebih dari 7 bulan tidak juga ada kepastian. Kasus dugaan penggelapan uang koperasi yang telah berjalan 14 tahun dan nilainya mencapai 1,3 miliar rupiah merupakan milik lebih dari 1000 buruh sebagai anggota.

Hal tersebut dapat terjadi karena para buruh merasa tidak adil dan bijaksana sehingga pihak koperasi tega menggelapkan uang tabungan mereka tersebut. Para buruh mengalami ketidakpuasan dan mengancam akan mogok kerja apabila pihak perusahaan tidak membantu mendesak pihak koperasi untuk segera mengembalikan uang mereka, untuk informasi selengkapnya dapat dilihat di http://www.indosiar.com/fokus/81010/demo-buruh--tuntut-uang-koperasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan dan ketidakpuasan kerja menurut Loeke (dalam Sule, 2002) yaitu jenis pekerjaan, rekan kerja, tunjangan, perlakuan yang adil, keamanan kerja, peluang menyumbang gagasan, gaji atau upah, pengakuan kinerja dan kesempatan bertumbuh.

Salah satu faktor penting yang dapat meningkatkan kepuasan kerja para pegawai serta memotivasi pekerja agar lebih berprestasi yaitu adalah upah atau gaji. Banyak pekerja yang merasa tidak puas karena apa yang dikerjakannya tidak sebanding dengan upah yang mereka dapatkan. Hal ini sering terwujud dalam kegiatan unjuk rasa yang sering kali dilakukan oleh para pekerja demi menuntut kenaikan gaji mereka. Berikut ini contoh kasus pada TEMPO Interaktif, mengenai ratusan karyawan yang berunjuk rasa menuntut kenaikan gaji 20 persen tahun ini. Selain itu, mereka menuntut ekstra bonus tiga kali gaji pokok dan pembuatan format kenaikan gaji bersama antara perusahaan dan serikat pekerja, silahkan bisa di klik di http://www.infoanda.com/linksfollow.php?lh=AAAABgFUVgII

Dilihat dari berbagai pendapat dapat disimpulkan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka, adalah sebagai berikut : (a) faktor psikologik, yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang meliputi minat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan keterampilan; (b) faktor sosial merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaanya; (c) faktor fisik yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi karyawan meliputi: jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, keadaan ruangan, suhu, penerangan, kondisi kesehatan karyawan, umur, dan sebagainya; (d) faktor financial adalah faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan sebagainya.

Salah satu tujuan penting dalam menejemen sumber daya manusia pada suatu organisasi adalah agar terciptanya suatu kepuasan kerja pada tiap anggotanya. Kepuasan kerja tersebut diharapkan dapat mendorong pada terciptanya atau tercapainya suatu tujuan bersama dari organisasi yang bersangkutan. (n_n)”.